Friday, March 24, 2006

Hmm...Malam Teman

ini adalah email gue ke milis Lontrong:
Malam teman-teman..
Mau berbagi cerita nih..bahkan mungkin ini merupakan suatu teguran yang disampaikan diri gue untuk diri gue sendiri..
Memang lebih mudah untuk berbicara daripada bener-bener melakukan...
Gue inget gue pernah mengatakan kalau jangan terlalu terfokur pada yang namanya GAJI karena pada dasarnya rejeki dari Allah tuh ga terputus pada gaji..
Tapi saat ini, gue udah berhari-hari terpuruk pada pemikiran kalau gaji gue kekecilan and that I could have gotten bigger. Mungkin itu memang bener..kalau sebenernya gue bisadapet lebih gede. Tapi harusnya gue ga menyesali hal itu. Mestinya gue menerima dan dengan sadar menyadari bahwa rejeki dari Allah tuh ga terbatas pada gaji. Masih banyak hal yang harusnya gue syukuri
Harusnya gue sadar kalau masih banyak orang yang lebih ga beruntung dari gue
Masih banyak orang yang gajinya lebih kecil dari gue
Bahkan masih banyak orang yang tidak punya kerjaan...
Setiap kali gue mulai menyesali gaji gue, gue mencoba untuk berpikir seperti itu..but then the thoughts came back to me..
Padahal seperti yang telah gue bilang tadi, Rejeki gue ga terbatas pada gaji kok. Contoh exactnya aja..Diluar gaji, bulan ini aja gue masih dapat bagian dari pelunasan proyek sampingan gue. Selain itu gue juga masih punya perusahaan bersama teman-teman ku yang meski gue ga “kerja” tapi gue masih dapat bagian dari proyek apapun yang masuk, dan saat ini propek proyeknya cukup lumayan..
So..apa sih yang seharusnya gue sesali???
Gue juga masih bisa bersyukur bahwa bokap gue semakin mendekati pada persetujuan kalau gue akan nikah ama Aar. Bukannya kemaren-kemaren bokap ga setuju, Cuma bokap masih ragu, selain itu bokap ngerasa belum bener-bener kenal. Tapi sekarang bokap dah tau kalau begitu aar dapet kerja gue dan dia akan segera nikah.
Dan so far ga ada keberatan yang muncul dari bokap. Bahkan kemaren bokap sedikit ngomong ama gue mengenai “life after marriage”. Bokap berpesan supaya gue membicarakan ke aar mengenai setelah nikah gue akan kerja atau engga, karena gue harus nurut ama apapun kemauan suami. Meskipun sebenernya gue lebih bisa mencari uang daripada suami gue (misalnya)..Makanya..seharusnya gue bersyukur karena setidaknya so far bokap ga pernah sedikitpun menyatakan keberatan mengenai Aar. Bersyukur ga sih gue kalau masih aja memikirkan gaji???

No matter how..kalau seseorang bercerita pada gue dan mempertanyakan masalah gaji, gue akan tetap mengatakan kalau jangan ngerasa kalau rejeki dari Allah tuh terbatas pada gaji. Meski buat diri gue sendiri ternyata hal itu susah dilakukan. Oz at least : sampaikanlah ilmu meski satu ayat. Or Dakwah itu selamanya (either one yang bener deh)..huehehehe...hope I could be Useful for everyone else.
And I hope these words could mean something..
Selamat malam teman-teman..
edit : Mohon maaf buat yang ngebaca and dissapointed by me. I'm not perfect but I'm trying to be one and responsible for all my actions..Sorry
Wassalammualaykum wr wb

No comments: